Sekitar 600 ribu hektare lahan kritis di Provinsi Bengkulu mendesak untuk dihijaukan karena sebagian besar berada id kawasan daerah aliran sungai (DAS).Kepala Balai Pengolahan daerah Aliran Sungai(BP DAS) Ketahun Bengkulu, Mintarjo, Jumat menjelaskan, untuk menghijaukan lahan kritis itu dibutuhkan dana sekitar Rp300 miliar dan harus dilakukan secara rutin setiap tahun, disamping dukungan Gerhan (Gerakan Rehabilitasi Nasional).


"Lahan seluas itu, sudah terlanjur digunduli oleh warga yang tak bertanggungjawab, padahal wilayah itu sebelumnya sudah diprogramkan untuk membantu mengamankan resapan air bagi beberapa bendungan irigasi dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)," katanya.

Penghijauan lahan kritis DAS Bengkulu itu dibutuhkan waktu paling tidak lima tahun ke depan, mengingat dana pemerintah sangat terbatas. Dia mengatakan, program Gerhan tahun 2008 di Bengkulu hanya dilakukan di empat kabupaten, dengan luas sasaran 6.500 Ha, sedangkan bibit yang dibutuhkan sekitar 750 ribu batang dengan anggaran Rp2,2 miliar.

Keempat kabupaten yang akan menjadi sasaran Gerhan itu adalah Rejang Lebong, Kepahiang, Mukomuko dan Kaur, sedangkan lima kabupaten lainnya belum mendapatkan alokasi proyek tersebut.

"Kabupaten yang mendapatkan alokasi dana Gerhan tahun ini, karena sudah berhasil menyelesaikan proyek yang sama tahun lalu secara baik, sedangkan kabupaten lainnya itu masih dalam proses, mungkin tahun depan," katanya.

Untuk menunjang kegiatan itu, pemerintah pusat diharapkan dapat mengalokasikan dana sekitar Rp20 miliar, dengan sasaran lahan seluruhnya seluas 6.500 ha dan memerlukan bibit sebanyak 4,2 juta batang. Kegiatan yang akan dilakukan itu masih seperti tahun sebelumnya yakni menghijaukan lahan kritis di dalam kawasan dan membuat hutan rakyat, terutama pada kawasan aliran sungai.

Program Gerhan merupakan program yang sangat tepat dilakukan di sejumlah sasarannya seluas 9.555 hektare lahan kritis. Mintarjo menambahkan, pelaksanaan penghijauan kawasan hutan ke depan, lebih efektif melibatkan kelompok tani di wilayah sasaran, karena akan muda dikontrol dan memiliki rasa tanggung tinggi.

Pola tersebut, akan menggeser program Gerhan yang dinilai sudah gagal dan lebih boros untuk melaksanakan penghijauan.

Kelompok tani yang terlibat dalam penghijauan kawasan hutan ke depan akan mendapatkan dana pinjaman dari pemerintah yang berada dari Dana Anggaran Khusus (DAK) subsidi kehutanan, bukan lagi dari Dana Reboisasi (DR).

Program melibatkan kelompok tani reboisasi dalam kawasan dan hutan rakyat itu, untuk tahun 2008 sudah ada sekitar 100 kabupaten di tanah air, sedangkan tahun depan akan diikuti sebanyak 500 kabupaten.

Penanganan kerusakan kawasan hutan di tanah air akan memakan waktu cukup lama, termasuk di Bengkulu, karena seluruhnya tergantung kekuatan anggaran pemerintah pusat, katanya.