Beberapa sungai yang ada di Provinsi Bengkulu tercemar oleh bahan galian seperti batubara, Kepada Antara Ambrosius Ruwindrijarto Presiden Perkumpulan Telapak mengatakan. "Pencemaran oleh bahan galian diantaranya masih ditemukan di daerah aliran sungai (DAS) Ridu Hati dan Muara Bangkahulu," katanya dalam satu seminar di Bengkulu, Kamis.

DAS Rindu Hati, dalam 5-10 tahun terakhir hampir selalu berwarna keruh baik pada musim kemarau maupun penghujan. Pendangkalan tidak kentara, namun cukup banyak endapapan batubara dibagian sungai di bagian hili

Pada DAS Muara Bangkahulu, ia mengemukakan, terjadi kekeruhan lebih tingi akibat batubara dan pencemaran dari pabrik karet.

Kekeruhan dan pencemaran tersebut, menjadi masalah cukup krusial mengingat Sungai Muara Bangkahulu merupakan salah satu sumber air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bengkulu.

Kualitas air Sungai Muara Bangkahulu yang diukur oleh PDAM menunjukkan, mengandung beberapa zat yang melebihi ambang. "Data hasil pengukuran pada 2007, menunjukkan bahwa kekeruhan cukup tinggi dengan kesadahan tinggi," katanya. Kesadahan adalah geo sifat air yang menyebabkan pembentukan sisa yang tidak larut.

PDAM, kata dia, mengambil ari dari sungai tersebut sebagai bahan baku air minum untuk diolah dan didistribusikan pada sekitar 4.000 pelanggannya di Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu. Selain itu, air Sungai Muara Bangkahulu juga digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.

Mayorita masyarakat yang bermukim di sekitar DAS Muara Bangkahulu mengalirkan air dengan membuat saluran sederhana dengan menggunakan pipa atau bambu. Air tersebut diantaranya untuk diminum.

Ia menjelaskan, terjadinya pencemaran itu karena adanya kegiatan penambangan yang dilakukan secara terbuka (open mining) dan buangan limbah hasil pengelohan petambangan.

Untuk mengatasinya, menurut dia, pemerintah perlu melaksanakan pendekatan dan menerapkan aturan yang sudah ada, kalau perlu dilakukan penguatan peraturan agar lebih efektif.

0 komentar: